SuaraMadura.id – Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo diminta hadir mendengarkan keluh kesah masyarakat, salah satunya mengganti kapal feri tujuan Pulau Sapudi, Kabupaten Sumenep.
Belakangan ini masyarakat Pulau Sapudi mengeluhkan kondisi kapal feri yang memuat penumpang tujuan Kalianget – Pulau Sapudi – Situbondo.
Dikarenakan, kapal yang sering digunakan untuk kepentingan perekonomian masyarakat Pulau Sapudi ini sering terjadi kendala pada mesin alias macet di tengah laut.
Kapal feri yang berada dibawah naungan PT Dharma Dwipa Utama itu dianggap sudah tidak layak. Bahkan, aturan yang terbaru mengharuskan bahwa kapal penyeberangan harus punya mesin dua dan memiliki ramdor dua di depan dan belakang.
Aktivis Pulau Sapudi, Hasan Al Hakiki, meminta kepada pemerintah Kabupaten Sumenep agar segera mengganti kapal feri yang lebih besar layaknya seperti KMP Munggiyango Hulalo.
Menurutnya, saat ini perkembangan perekonomian masyarakat sapudi berpangku tangan terhadap kendaraan laut untuk mengangkut barang dan penumpang.
“Perekonomian di Pulau Sapudi kami semakin berkembang pesat, perlu didukung dengan infrastruktur yang mapan dan transportasi laut yang memadai,” ujarnya.
Pria yang akrab dipanggil Kiki itu, menilai bahwa saat ini perahu barang milik perorangan di Pulau Sapudi pun juga tinggal hitungan jari.
Semakin banyaknya muatan barang yang mau dibawa menuju Pualu Sapudi kerap kali terpaksa harus antri karena kapasitas kapal feri yang terbatas.
Travel pengangkut barang dan truk juga ikut dibatasi imbas kapasitas kapal feri yang tidak memadai dan terikat oleh peraturan penyebrangan.
“Banyak perahu yang dijual, ada juga yang tenggelam, makanya pergantian kapal yang lebih besar sangat dibutuhkan oleh masyarakat,” imbuhnya.
Selain itu, Pria jebolan PMII Probolinggo itu menjelaskan bahwa kapal feri yang ada saat ini sering dijadikan permainan oleh oknum otoritas pelabuhan.
Kapasitas kapal yang kecil mengakibatkan antar pengguna kapal atau pemilik kendaraan sering kali terlibat saling senggol untuk mendapatkan tiket. Meskipun bukan jalur mudik, Namun tetap saja dijadikan permainan.
“Kedoknya tiket kendaraan mobil harus pesan lebih awal untuk mendapatkan antrian, tapi kenyataannya masih ada slot kendaraan yang sengaja dikosongkan untuk dijual mahal oleh oknum,” tudingnya.
Oleh sebab itu, aktivis pemuda Kepulauan itu meminta agar Bupati Sumenep segera membantu untuk mengabulkan permintaan kebutuhan masyarakat agar perekonomian Pulau Sapudi semakin terus berkembang.
Meskipun Pemkab Sumenep sudah menghadirkan kapal cepat untuk masyarakat Pulau Sapudi. Namun, kapal tersebut hanya bisa dinikmati oleh masyarakat kelas menengah ke atas dan tidak bisa mengangkut kendaraan.
“Sangat sedikit penumpang yang ikut. Sementara kendaraan barang tetap menunggu kapal feri,” pungkas aktivis muda Pulau Sapudi tersebut.