SuaraMadura.id – Kelangkaan LPG 3 kg yang terjadi di wilayah Kepulauan Sumenep, memaksa warga kembali beralih menggunakan kayu bakar.
Seorang warga Kepulauan Kangean, Zirzin Khurairah yang juga memiliki pangkalan elpiji, mengungkapkan bahwa banyak warga mengeluhkan sulitnya mendapatkan LPG 3 kg.
“Saat ini masyarakat resah dan banyak yang mengeluh kepada saya karena elpiji langka. Akibatnya, warga terpaksa kembali menggunakan kayu bakar,” ujarnya kepada News9. Rabu (19/2).
Sebagai pemilik pangkalan, dirinya bahkan telah menunggu pasokan LPG 3 kg di Pelabuhan Gresik selama kurang lebih 10 hari. Namun, belum juga ada kepastian kapan gas akan dikirimkan.
“Kami sudah bertanya kepada agen, tetapi jawabannya tidak jelas. Mereka mengatakan antrean di SPBU sangat panjang, sehingga distribusi tersendat,” ungkapnya dengan nada kecewa.
Selain sulit didapatkan, harga LPG 3 kg di Kepulauan Kangean juga meroket hingga mencapai Rp 40 – 50 ribu per tabung, jauh lebih mahal dari harga eceran tertinggi (HET) yang berlaku.
Ia pun berharap agar pemerintah, khususnya Bupati melalui Pemkab Sumenep, segera mengambil tindakan untuk mengatasi kelangkaan tersebut.
“Kami sangat berharap ada solusi dari pemerintah, karena kondisi ini semakin memberatkan kami, terutama di kepulauan,” harap Zirzin.
Kabag Perekonomian Pemkab Sumenep, Dadang Dedy Iskandar belum memberi tanggapannya terkait kelangkaan LPG 3 kg di Kepulauan Sumenep, hingga warga terpaksa beralih menggunakan kayu bakar.