SuaraMadura.id | Sumenep – Event AF Drag Bike 2024 yang digelar di Sirkuit Jokotole, Kecamatan Batuan, Sumenep yang semula diharapkan untuk mendongkrak sektor olahraga, ekonomi, dan pariwisata, berakhir menuai protes.
Sesuai dengan surat rekomendasi dari Ikatan Motor Indonesia (IMI), event yang digelar pada hari Minggu, 12 Mei 2024 tersebut dimulai dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB.
Namun seolah tidak belajar dari pengalaman pada event sejenis yang tuai polemik di tahun sebelumnya, event kali ini malah melebihi batas waktu yang sudah ditentukan sehingga menuai protes.
“Apa karena ini eventnya Bupati Sumenep yaa? Jadi seenaknya saja tanpa mematuhi aturan yang sudah ditetapkan,” kata Fauzi AS, aktivis pemerhati kebijakan publik di Sumenep. Minggu (12/05/24).
Fauzi menambahkan, event balap AF Drag Bike 2024 seharusnya mematuhi regulasi atau aturan yang telah ditetapkan, agar bisa dijadikan contoh untuk event lain agar tepat waktu.
Bahkan, dalam surat rekomendasi yang dikeluarkan IMI itu tercatat denda, yaitu Rp 1 juta untuk setiap kelas jika melebihi waktu yang sudah ditentukan.
Namun Fauzi menekankan, hal ini bukan masalah kena denda atau tidak. Tapi soal pelanggaran yang telah dilakukan oleh Panitia dan Dinas Budaya Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudporapar) Sumenep.
“Bukan masalah denda. Kalau denda bisa dibayar, tapi ini persoalan patuh atau tidaknya terhadap peraturan yang sudah ditetapkan. Event ini kan digelar di jalan raya, jalan umum. Hak para pengendara jadi terampas kan?” tandasnya.
Sementara, Kepala Dinas Budaya Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudporapar) Sumenep, Moh Iksan tidak menampik hal tersebut. Ia berdalih, hal itu dilakukan karena waktu yang tidak mencukupi, dan pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan petugas keamanan.
Event balap AF Drag Bike 2024 digelar di Sirkuit Jokotole, Kecamatan Batuan, Sumenep. 505 pembalap dari tingkat lokal hingga regional bersaing dalam tiga kategori berbeda yaitu open, pemula, dan lokal.
