Olahraga

Karena Gas Air Mata, Ratusan Jiwa Bertumpuk dan Tewas Saat Arema VS Persebaya

322
×

Karena Gas Air Mata, Ratusan Jiwa Bertumpuk dan Tewas Saat Arema VS Persebaya

Sebarkan artikel ini
Karena Gas Air Mata, Ratusan Jiwa Bertumpuk dan Tewas Saat Arema VS Persebaya
Foto: Tangkapan layar dokumentasi video saat ricuh laga Arema VS Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

SuaraMadura.id – Laga pekan ke-11 Liga 1 musim 2022-2023 antara Arema VS Persebaya jadi catatan kelam bagi persepakbolaan dalam negeri, ratusan orang tewas dan ratusan lainnya dalam perawatan di rumah sakit.

Pada bentrok dua musuh bebuyutan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur itu, Persebaya 1927 berhasil menundukkan Arema FC untuk pertama kalinya dalam 23 tahun terakhir, dengan skor 3-2.

Nahas, diduga kekalahan tersebut menjadi sumbu pemicu para suporter Arema FC yang kecewa merangsek maju ke lapangan dan mulai mengejar pemain serta ofisial tim guna menumpahkan kekecewaannya.

Ribuan pendukung Arema FC yang awalnya berada di tribun stadion tiba-tiba bergerombol memasuki lapangan hijau itu pun mendapat tembakan gas air mata dari petugas pengamanan.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta pada konferensi pers, Minggu (2/10) pagi, mengatakan awalnya pertandingan dua klub besar di Jawa Timur tersebut berjalan lancar.

Tetapi di akhir laga, menurut Nico sejumlah pendukung Arema FC melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan dengan turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.

“Karena gas air mata itu, mereka pergi ke luar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak napas, kekurangan oksigen,” jelas Nico.

Setidaknya 127 orang tewas, termasuk dua anggota kepolisian. Diketahui 34 meninggal di tempat sedangkan sisanya hembuskan nafas terakhir saat mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Nico juga menyampaikan sekitar 180 orang kini menjalani perawatan di beberapa rumah sakit yang ada di Malang. Juga tercatat 13 unit kendaraan alami kerusakan, 10 di antaranya milik Polri.

Melalui akun twitter @pamungkas_gus Jurnalis Jawa Pos, Bagus Putra Pamungkas yang berada di lokasi kericuhan Arema FC VS Persebaya 1927 men-tweet bahwasanya tembakan gas air mata diarahkan langsung ke tribun.

Ibu paro baya itu berlari. Berteriak. “Ya Allah, anakku gak onok,” begitu teriaknya sambil bercucuran air mata. Anaknya masih balita. Dan, banyak korban lainnya di laga derbi Jatim. Gas air mata diletupkan tepat ke arah tribun. Pak Polisi, kenapa begitu? Kenapa seperti itu?

Bagus tak habis pikir kenapa gas air mata disemburkan Polisi ke tribun yang masih sesak penonton. “Kejadian tahun 2012 di Surabaya itu berulang. Pak Polisi, Apa tidak belajar dari kesalahan masa lampau Bagaimana tanggung jawabnya? Ini tragedi yang memilukan,” ketiknya.

“Saya langsung kehilangan nafsu menulis begitu mendengar tangisan yang pecah. Ibu kehilangan anaknya, kakak kehilangan adiknya, teman kehilangan sohibnya,” cuit Bagus.

Penggunaan gas air mata di dalam stadion sesungguhnya merupakan pelanggaran kode kemanan yang telah ditetapkan oleh asosiasi sepakbola internasional, FIFA selaku otoritas tertinggi olahraga si kulit bundar.

Dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulation pasal 19 jelas disebutkan bahwa penggunaan gas air mata dan senjata api dilarang untuk mengamankan massa dalam stadion.

Bahkan dalam pasal tersebut juga disebutkan bahwa kedua benda ini dilarang dibawa masuk ke dalam stadion. Warganet kini ramai meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menginvestigasi lebih jauh tragedi tersebut.

Jumlah korban jiwa pada laga Arema VS Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang, tempati urutan dua pertandingan sepakbola mematikan dalam sejarah, di bawah insiden di Estadio Nacional, Lima, Peru, tahun 1964 yang tewaskan 328 orang.