Peristiwa

Kesaksian Suporter Arema FC yang Selamat dari Tragedi Stadion Kanjuruhan

226
×

Kesaksian Suporter Arema FC yang Selamat dari Tragedi Stadion Kanjuruhan

Sebarkan artikel ini
Kesaksian Suporter Arema FC yang Selamat dari Tragedi Stadion Kanjuruhan
Tragedi Stadion Kanjuruhan saat laga Arema FC VS Persebaya 1927 menewaskan sedikitnya 182 orang. Foto/CNN.

SuaraMadura.id – Assalamualaikum. Sebelumnya saya turut berduka cita sedalam-dalamnya terhadap korban insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada pertandingan Arema VS Persebaya.

Yang kedua syukur alhamdulillah, saya diberi keselamatan sampai dirumah, dan Bisa menceritakan kronologi versi saya pribadi disini.

Disini saya akan coba menceritakan kronologi insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan 1 Oktober 2022.

Dari awal saya masuk stadion (kondisi pemain sedang pemanasan) semua berjalan aman dan tertib hingga kick off pukul 20.00 WIB.

Kick off dimulai dan pertandingan berjalan aman, tanpa kericuhan sedikitpun. Yang ada hanya suporter Arema FC saling melontarkan psywar ke arah pemain Persebaya.

Babak pertama selesai, dan saat jeda istirahat, ada sekitar 2-3 kali kericuhan sedikit di tribun 12-13, yang bisa segera diamankan oleh pihak berwenang.

Babak ke-2 berlanjut dan tim Persebaya berhasil mencetak golnya yang ke-3. Arema FC semakin tampil menyerang menggempur gawang Persebaya, tapi tidak ada gol yang tercipta.

Semakin banyak serangan, semakin gemas juga kita sebagai suporter menontonnya.

Hingga peluit akhir dibunyikan Arema FC tidak bisa menambah golnya, dan harus menerima kekalahan.

Disinilah awal mula tragedi dimulai…
Setelah peluit dibunyikan, para pemain Arema FC tertunduk lesu dan kecewa.

Pelatih Arema FC dan Manager tim mendekati tribun timur dan menunjukkan gestur minta maaf ke suporter.

Disisi lain, ada 1 orang suporter dari arah tribun selatan nekat masuk dan mendekati Sergio Silva dan Maringa, terlihat sedang memberikan motivasi dan kritik kepada mereka.

Kemudian ada lagi beberapa oknum yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema FC, terlihat John Alfarizie mencoba memberi pengertian kepadan oknum-oknum tersebut.

Namun, semakin banyak mereka berdatangan, semakin ricuh kondisi stadion. Karena dari berbagai sisi stadion juga ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya ke pemain.

Diikuti dengan lempar-lempar berbagai macam benda ke arah lapangan, dan para supoter yang semakin tidak terkendali. Akhirnya pemain digiring masuk ke dalam ruang ganti dengan kawalan pihak berwajib.

Setelah pemain masuk, suporter makin tidak terkendali dan semakin banyak yang masuk ke lapangan.

Pihak aparat juga melakukan berbagai upaya untuk memukul mundur para suporter, yang menurut saya perlakuannya sangat kejam dan sadis, dipentung dengan tongkat panjang, 1 suporter dikeroyok aparat, dihantam tameng dan banyak tindakan lainnya.

Tapi saat aparat memukul mundur suporter di sisi selatan, suporter dari sisi utara yang menyerang ke arah aparat.

Karena semakin banyaknya suporter yang masuk ke lapangan dan kondisi sudah tidak kondusif.

Aparat menembakkan beberapa kali gas air mata ke arah suporter yang ada di lapangan.

Silih berganti suporter menyerang aparat dari sisi selatan dan utara.

Yang akhirnya, selain hujan lemparan benda dari sisi tribun, di dalam lapangan juga terjadi aksi tembak-tembakan gas air mata ke arah suporter.

Terhitung puluhan gas air mata sudah ditembakkan ke arah suporter, disetiap sudut lapangan telah dikelilingi gas air mata. Ada juga yang langsung ditembakkan ke arah tribun penonton, yaitu di tribun 10.

Para suporter yang panik karena gas air mata, semakin ricuh diatas tribun, mereka berlarian mencari pintu keluar, tapi sayang pintu keluar sudah penuh sesak karena para suporter panik terkena gas air mata.

Banyak ibu-ibu, wanita-wanita, orang tua dan anak-anak kecil yang terlihat sesak gak berdaya, gak kuat ikut berjubel untuk keluar dari stadion.

Terlihat mereka sesak karena terkena gas air mata. Seluruh pintu keluar penuh dan terjadi macet.

Di dalam stadion mereka sesak karena gas air mata yang sudah ditembakkan ke berbagai arah. Sedangkan untuk keluar stadion pun gak bisa karena macet penuh sesak di pintu keluar.

Di luar stadion banyak yang terkapar dan pingsan karena efek terjebak di dalam stadion yang penuh gas air mata.

Dan sekitar pukul 22.30 WIB juga masih banyak insiden pelemparan batu ke arah mobil aparat, dan pengeroyokan suporter terhadap aparat yang dianggap mengurung kita di dalam stadion dengan puluhan gas air mata.

Dan terjadi beberapa tembakan gas air mata kembali di luar stadion. Lebih tepatnya disekitar tribun 2 Stadion Kanjuruhan.

Kondisi luar Stadion Kanjuruhan sudah sangat mencekam. Banyak suporter yang lemas bergelimpangan, teriakan dan tangisan wanita, suporter yang berlumuran darah, mobil hancur, kata-kata makian dan amarah. Batu batako, besi dan bambu berterbangan.

Dan selama saya jadi suporter Arema FC setelah saya dikenalkan oleh orang tua saya di tahun 2007 hingga saat ini. Hari ini 1 Oktober 2022 adalah titik terendah saya menjadi seorang suporter.

Saya masih belum percaya menyaksikan saudara-saudara saya dengan kondisi seperti ini.

Tanpa mengurangi rasa respect saya kepada keluarga korban. Di sini saya mencoba menjelaskan kronologi yang saya alami secara pribadi.

Saya sangat terpukul dengan adanya insiden ini. Dan semoga kejadian ini adalah yang terakhir di semua cabang olahraga dan hiburan, khususnya di sepakbola.

* Diedit seperlunya dari unggahan akun Twitter @RezqiWahyu_05