SuaraMadura.id – Masih membekas di ingatan kita semua bagaimana badai Pandemi Covid-19 menghantam negeri kita dua tahun lalu. Ada satu peran Nakes yang juga memegang peranan penting tapi acapkali terlupakan. Supir Ambulance.
Hilir mudik Ambulance yang disupiri mereka kala itu sering membuat bulu kuduk merinding sembari bertanya, siapa lagi yang kontraknya habis dan harus menghadap Sang Pencipta sendirian tanpa diiringi sebab terinfeksi virus Covid-19.
Hari ini, 22 September dua tahun lalu para supir Ambulance menjadi Pahlawan Bangsa dan Negara. Tetapi kini kegelisahan atas masa depan melanda pikiran mereka.
Berikut sebuah catatan kecil yang sedikit banyak menggambarkan apa yang saat ini sedang dirasakan seorang supir Ambulance, yang sengaja kami anonimkan.
#Aksi22September2022
2 Tahun Lalu Kami Menjadi Pahlawan Bangsa & Negara…
Di saat semua bekerja dari rumah WFH, kami tetap melayani walaupun dalam diri kami tersirat ketakutan. Namun kami tetap melayani karena itu menjadi tugas dari sumpah kami sebagai tenaga kesehatan.
2 tahun lalu, negara menganggap kami pahlawan melawan musuh tanpa terlihat didepan mata kami. Bahkan rekan-rekan kami gugur dalam perang ini.
Kami akan datang hanya untuk minta pengakuan agar saat kami bekerja tidak dibayangi rasa gelisah akan pemberhentian, imbas Seleksi PPPK yang menjadi kebijakan Pemerintah.
Kami datang bersama rekan-rekan tenaga kesehatan & non-kesehatan Fasyankes Se-Nasional menghadap bapak @Jokowi untuk bercerita keluh kesah kami…
Mohon kami diterima…!!!
