Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Perampok Bersyariah Pada Bank BSI Sumenep

1250
×

Perampok Bersyariah Pada Bank BSI Sumenep

Sebarkan artikel ini
Perampok Bersyariah Pada Bank BSI Sumenep
Ketua Aliansi Progresif Sumenep, Faldy Aditya saat berorasi mengenai fraud 60 miliar rupiah di BSI Sumenep. © MM

SuaraMadura.id – Aliansi Progresif Sumenep menuntut pihak Bank Syariah Indonesia disingkat BSI Sumenep menyerahkan data terkait kejahatan perbankan bernominal fantastis tersebut kepada Aparat Penegak Hukum.

Subeki diketahui berhasil membobol salah satu perbankan BUMN yaitu BNI Syariah sebelum di-merger menjadi Bank Syariah Indonesia atau BSI bernilai kurang lebih 60 miliar rupiah dengan cara mengorbankan orang lain.

Scroll Keatas Untuk Melanjutkan.
Hub Kami Untuk Kerjasama .

Menyikapi hal tersebut Aliansi Progresif Sumenep bersama kuasa hukum dari korban fraud yang dilakukan oleh Subeki pada BSI Sumenep, melakukan aksi massa menuntut keseriusan penyelesaian kasus tersebut secara hukum, pada Senin (20/3/23).

Menurut Ketua Aliansi Progresif Sumenep Faldy Aditya, pihaknya meminta BSI agar memberikan dokumen terkait dugaan fraud oleh Subeki senilai 60 miliar tersebut kepada pihak kepolisian maupun kejaksaan.

“Kami menuntut agar BSI Sumenep kooperatif dan beritikad baik dalam persoalan ini dengan cara menyerahkan dokumen terkait fraud Subeki kepada Aparat Penegak Hukum,” tuntut Faldy.

Modus operandi yang dijalankan Subeki dalam dugaan kasus fraud ini, jelas Faldy adalah menggunakan nama orang lain sebagai nasabah guna meminjam di BSI dan menaikkan nominal pinjaman.

“Harga tanah yang hanya 300 juta dapat pinjaman dari BSI Rp 2 miliar. Dan itu betul memang masuk ke rekening si peminjam. Tapi hanya beberapa menit saja, selanjutnya uang itu berpindah otomatis ke rekening Subeki,” beber Faldy.

Sedangkan Sulaisi Abdurrazaq selaku Kuasa Hukum korban Subeki sesaat setelah aksi usai di depan kantor BSI mengatakan, telah mengedepankan upaya persuasif dalam kasus fraud tersebut sebelum memutuskan turun ke jalan.

“Kita datang ke BSI Sumenep ini sebelumnya juga telah melalui tahapan-tahapan kekeluargaan dengan tujuan bisa menyelesaikan permasalahan dugaan fraud kurang lebih 60 miliar secara baik-baik,” ujar Sulaisi.

Lebih lanjut Sulaisi membandingkan antara fraud Subeki dengan kasus kapal gaib yang tengah hangat di Kota Keris. “Kasus kapal gaib saja 9 miliar Sumenep sudah ribut. Tetapi ini urusan uang negara 60 miliar tidak ada yang berani mengungkap,” tegasnya.

Untuk itu, tambah Sulaisi, harus diusut tuntas kemana saja aliran dana fraud 60 miliar Subeki ini mengalir. “Kita sudah deteksi siapa-siapa pejabat di lingkungan aparat penegak hukum yang diduga menikmati aliran dana Subeki,” ungkapnya.

Aliansi Progresif Sumenep juga akan membuka posko pengaduan korban Subeki supaya masyarakat lainnya yang juga dikorbankan dalam pusaran kasus fraud puluhan miliar pada BSI Sumenep dapat berani ikut melaporkan.

Sementara pihak BSI Sumenep menolak memberi ketenangan kepada awak media. “Nanti saja ya Mas. Masih mau disampaikan ke pimpinan,” kata salah satu pegawainya yang berbaju batik.

Aksi Subeki yang selama ini dikenal masyarakat sebagai tokoh agama namun ternyata melakukan fraud 60 miliar di BSI Sumenep dapat diibaratkan sebagai perampok bersyariah pada bank syariah.