SuaraMadura.id – Heboh kisah KKN Desa Penari pertama terjadi pada 2019, saat akun Twitter @SimpleM81378523 men-tweet mengenai enam calon sarjana yang KKN di Kota B, Jawa Timur di tahun 2009, mengalami sejumlah pengalaman gaib.
Enam mahasiswa-mahasiswi angkatan 2005/2006 di sebuah perguruan tinggi di Kota S tersebut yakni Ayu, Nur, Widya, Wahyu, Anton dan Bima. Setelah melewati seabrek hal mistis di tempat KKN di Desa Penari itu, dua orang di antaranya meninggal.
Banyak orang berspekulasi dan kemudian melakukan penelusuran mengenai tempat KKN di Desa Penari. Viral-nya kisah mistis itu kemudian dibukukan dan difilmkan. Saat ini filmnya masih tayang dan masih menyedot banyak penonton.
Baca juga: Perhutani KPH Madura Sebut Sehe Sabettane, Ada Juga Asisten TA Bupati Sumenep
Melansir Detik Jatim, Kaur Kesra Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, Sriyanto memastikan, kisah di film KKN di Desa Penari terjadi di desanya pada 2009. Dimana ada 11 mahasiswa dari Surabaya yang menggelar KKN di desanya.
Sriyanto menyampaikan, pada suatu hari peserta KKN penasaran dengan keindahan Rowo Bayu. Mereka kemudian memutuskan untuk mengunjungi tempat wisata itu.
“Awalnya mau lihat Rowo Bayu. Terus namanya orang pencinta alam, mereka langsung ke Darungan. Wilayah perkebunan Bayu Lor,” kata Sriyanto kepada detikJatim, Senin (23/5).
Darungan atau Pendarungan merupakan kampung ‘hilang’ atau kampung mati. Jaraknya sekitar 2 km dari Rowo Bayu. Disebut kampung hilang karena sejak tahun 2000-an ditinggalkan para pekerja perkebunan yang sebelumnya menghuni rumah-rumah tersebut.
Menurut Sriyanto, menjelang sore mereka kembali dari Darungan ke Balai Desa Bayu. Namun ada sepasang mahasiswa dan mahasiswi yang memilih bertaha dan masih ingin menikmati alam sekitar. Tapi ada juga yang berkisah, dua muda-mudi itu melakukan perbuatan tak senonoh di Darungan.
Baca juga: Tewasnya Pria Gadu Timur di Ujung Pistol Resmob Polres Sumenep Belum Jelas
Mereka berdua pulang saat matahari sudah tenggelam. Di tengah perjalanan pulang, mereka mendapat tawaran untuk mampir ke rumah seseorang. Sepasang mahasiswa dan mahasiswi itu menerima tawaran tersebut. Dari sini, cerita mistis mereka dimulai.
“Begitu mereka masuk rumah tersebut, mereka seperti masuk istana. Ada rajanya, ada dayang-dayangnya, disuguhi tari-tarian, gamelannya lengkap. Sambil menikmati hidangan, sambil menikmati tari-tarian. Wis layaknya kerajaan gitu,” papar Sriyanto.
“Itu kan sebetulnya seperti masuk halusinasi halus mereka. Tapi mereka nggak menyangka. Yang mereka rasakan saat itu ya benar-benar masuk istana sebuah kerajaan gitu. Kayak yang nyata. Mereka dijamu seperti tamu besar. Disuguhi tari-tarian,” imbuhnya.
Sriyanto melanjutkan ceritanya. Setelah menyantap jamuan dan suguhan tari-tarian, mereka izin pulang ke tuan rumah. Lalu dua mahasiswa-mahasiswi itu diberi bekal untuk disantap dalam perjalanan pulang atau ketika sampai Balai Desa Bayu.
Namun saat bungkusan itu dibuka di tengah perjalanan pulang, mereka terkejut. Sebab isinya kepala kera. Mereka mempertanyakan tempat yang sebelumnya disinggahi. Yang ternyata tempat gaib yang kemudian kini disebut sebagai Desa Penari.
Baca juga: Suguhan Program ABS Kala Menparekraf Sandiaga Uno ke Sumenep
“Mereka terkejut. Padahal waktu di pesta tadi, mereka merasa suguhan daging ya daging beneran. Nasi ya nasi beneran. Akhirnya pikiran mereka terganggu,” terangnya.
Sampai di Balai Desa Bayu, sepasang mahasiswa dan mahasiswi itu bercerita kepada teman-temannya soal apa yang terjadi. Kemudian cerita mistis itu sampai ke petugas desa.
Sriyanto menambahkan, setelah mengalami kisah mistis itu, dua mahasiswa-mahasiswi itu sakit. Mereka lalu dibawa pulang ke Surabaya 5 hari kemudian, karena sakitnya tak kunjung sembuh. KKN tersebut tidak dituntaskan oleh mereka.
“Mereka berdua merasa, sakit yang dirasakan lain dari yang biasanya. Akhirnya semuanya ikut pulang. Waktu mereka pulang, doa penutupan KKN itu saya yang mimpin,” ujar Sriyanto.
Beberapa bulan berselang, Sriyanto mendapat kabar bahwa dua mahasiswa-mahasiswi yang sakit itu telah meninggal.
“Saya kira karena pikiran mereka terganggu (setelah mengalami hal mistis itu). Singkat cerita seperti itu. Tapi kalau di film kan lain ya. Ada tambahannya,” tutupnya, mengakhiri penjelasan tentang ihwal kisah KKN di Desa Penari.