Pendidikan

Sosok Pelaku Penggelapan Anggaran PIP Terungkap, Asal Kepulauan Sumenep

810
×

Sosok Pelaku Penggelapan Anggaran PIP Terungkap, Asal Kepulauan Sumenep

Sebarkan artikel ini
Sosok Pelaku Penggelapan Anggaran PIP Terungkap, Asal Kepulauan Sumenep
Sailani (kiri) terduga pelaku penggelapan anggaran PIP 40 lembaga pendidikan di Sumenep, Madura. Foto/Istimewa.

SuaraMadura.id – Sosok terduga pelaku skandal penggelapan anggaran PIP terungkap. Ternyata seorang kepala sekolah asal Kepulauan Sumenep.

Program Indonesia Pintar atau PIP adalah program bantuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang diperuntukkan bagi peserta didik dan mahasiswa yang berasal dari keluarga miskin atau rentan miskin.

Adalah Fauzi As pengusaha muda Kota Keris yang secara blak-blakan mengungkap sosok kepala sekolah di Kepulauan Sumenep adalah pelaku yang diduga kuat telah melakukan penggelapan Dana PIP.

Menurut Fauzi As, PIP sebagai program unggulan dari Presiden Jokowi, hanya hanya menjadi suplemen dan vitamin bagi perampok serta mafia pendidikan di Sumenep, karena digelapkan di tengah jalan.

“Tidak kurang dari 40 (empat puluh) lembaga menjadi korban keganasan pelaku penggelapan anggaran PIP. Salah satunya adalah sebuah SDI di desa Lenteng Timur Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep,” ungkapnya di awal perbincangan. Selasa (9/5/23).

Terungkapnya penggelapan itu, kata Fauzi As, bermula saat pemilik yayasan tempat lembaga di Lenteng tersebut bernaung menerima laporan bahwa, si kepala sekolah dicurigai oleh para wali murid, karena dana PIP anak mereka tak kunjung cair.

“Sebab itu kemudian pemilik lembaga meminta print out transaksi rekening siswa penerima PIP ke Bank penyalur yaitu BRI Lenteng. Dari sana diperoleh data bahwa transaksi dana PIP lembaganya telah dicairkan melalui BRI Kecamatan Gapura,” jelasnya.

Mendapati hal tersebut, lanjut Fauzi As, pemilik yayasan yang merasa tidak puas, berusaha mencari tahu siapa sebenarnya perampok besar yang menjadi aktor intelektual perampokan bantuan negara untuk siswa-siswi tidak mampu ini.

“Sempat terjadi perdebatan di kantor BRI unit Lenteng, antara pemilik yayasan dengan MBM BRI cabang Sumenep, yang berargumentasi bahwa BRI adalah bank dengan sistem yang susah untuk dibobol, namun jawaban itu dibantah oleh pemilik yayasan,” tukas Fauzi As.

Pria asli Matanair itu menambahkan, pada malam harinya setelah shalat Maghrib pemilik yayasan tiba-tiba didatangi orang bernama Junaidi yang membawa uang sebesar 46 juta. “Sesuai jumlah anggaran PIP lembaga di Lenteng itu,” imbuhnya.

“Dari pengakuan Junaidi, dia diperintah oleh seseorang untuk menyerahkan titipan uang, yang menurutnya orang tersebut ialah  Sailani yang bertindak sebagai koordinator PIP wilayah Sumenep,” papar Fauzi As.

Kemudian, kata Fauzi As, sehari berselang pimpinan BRI Kecamatan Gapura yang mendatangi pemilik yayasan. “Intinya dia berusaha menjelaskan bahwa pembuatan rekening yang diajukan oleh Sailani sudah sesuai SOP,” tandasnya.

“Pemilik yayasan yang bersikeras agar Sailani dihadirkan. Setelah tiga hari kemudian baru lah dapat bertemu dengan otak pelaku penggelapan anggaran PIP lembaganya itu yang kemudian mengakui semuanya,” katanya.

Lantas, tambah Fauzi As, diperoleh keterangan bahwa Sailani telah menggelapkan anggaran PIP di 40 lembaga pendidikan di Sumenep. “Dimotori oleh Anggota DPR-RI dari Fraksi Golkar tetapi bukan Dapil Madura ya,” ucapnya yang hanya tersenyum ketika ditanya Dapil mana tepatnya.

Pemilik brand LaBatik itu lalu menegaskan, apa yang diungkap dirinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. “Apa yang saya sampaikan ini berdasarkan fakta dan juga pengakuan pihak-pihak terlibat,” sergahnya.

Terakhir, Fauzi As memberikan petunjuk disertai nomor kontak Sailani yang ternyata seorang kepala sekolah negeri di Kepulauan Sumenep. “Silahkan sampeyan konfirmasi lebih lanjut ke yang bersangkutan. Nanti saya juga akan buka siapa Anggota DPR-RI dimaksud,” pungkasnya.

Kendati begitu, meskipun berkali-kali dihubungi namun nomor Sailani, terduga pelaku penggelapan anggaran PIP 40 lembaga di Sumenep, tidak aktif.

Penelusuran lanjutan kepada pihak terkait yaitu, pimpinan BRI Unit Lenteng maupun Gapura, termasuk kepada pemilik yayasan yang anggaran PIP nya ditengarai digelapkan Sailani, masih akan dilakukan.