SuaraMadura.id – Pembangunan musholla di Madrasah Ibtidaiyah Negeri, MIN 2 Sumenep tak juga selesai meski siswa telah sumbangan selama 3 tahun.
Berbagai macam modus digalang demi wujudkan pembangunan musholla MIN 2 Sumenep, sejak 3 tahun lalu. Dikemas mulai dari sodaqoh harian hingga iuran wajib bulanan yang nominalnya dipatok.
“Untuk sumbangan bulanan ditentukan sejumlah 25 ribu rupiah per bulan, alasannya karena banyak yang tidak memberi sumbangan yang diminta harian,” ungkap salah satu orang tua siswa MIN 2 Sumenep.
Menurut narasumber keputusan menentukan besaran sumbangan untuk pembangunan musholla MIN 2 Sumenep diambil berdasarkan kegiatan pertemuan pada 29 Juli 2023 yang hanya dihadiri oleh 15 orangtua siswa.
“Jadi hanya 15 orang yang hadir tapi dianggap sudah mewakili seluruh orang tua siswa,” ujarnya yang merasa keputusan yang diambil tersebut tidak mencerminkan kesepakatan seluruh orang tua siswa.
Sementara Kepala MIN 2 Sumenep Basuki Anwar ketika dikonfirmasi di minggu lalu membantah adanya penarikan sumbangan yang diperuntukkan pada pembangunan musholla di madrasah yang dipimpinnya.
“Tidak ada pungutan yang ada sodaqoh. Tapi itu bukan urusan kita melainkan Komite, kita gak pernah ikut-ikut,” kata Kepala MIN 2 Sumenep. Kamis (07/09/23).
Penelusuran lanjutan terhadap Komite mengenai pungutan sumbangan pembangunan musholla MIN 2 Sumenep yang tak kunjung usai masih akan dilakukan.
