SuaraMadura.id – Produksi gas Husky CNOOC Madura Limited atau HCML sepanjang tahun 2022 memuaskan, berbanding terbalik dengan kondisi masyarakat sekitar.
Melansir media Bisnis , HCML mulai melakukan aktivitas produksi di lepas pantai Madura sejak tahun 2017 dengan kapasitas gas yang dihasilkan 20-30 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) dari Lapangan BD.
Namun sepanjang tahun 2022, HCML berhasil berproduksi secara stabil dari 3 lapangan (BD, MBH, dan MDA) dengan total 185 MMscfd (data SKK Migas per 15 Desember 2022 sebesar 127 MMscfd) guna pemenuhan pasokan gas di Jawa Timur.
Selain berkontribusi terhadap penyediaan sumber gas pada program jaringan gas PT PGN di Jawa Timur, Lapangan BD juga memproduksi kondensat sebesar 6.200 barrel condensate per day (bcpd) dan sulfur cair, selain gas.
Deputi Eksploitasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Wahju Wibowo pun menyampaikan kapasitas produksi tersebut masih akan bertambah, sesuai salah satu visi HCML menjadi produsen gas terbesar di Jawa Timur.
Kendati hasil produksi gas HCML memuaskan, ternyata tak lantas membuat masyarakat sekitar merasakan hal sama. Terlihat saat pagelaran sosialisasi Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) HCML.
Digelar oleh Lembaga Pengembangan Masyarakat Sapudi (LPMS) pada Minggu kemarin, 23 Juli 2023. Lintas ormas masyarakat yang hadir pada Jaring Aspirasi Masyarakat (Jasmas) itu bersepakat menolak PPM HCML yang hanya sebesar 600 juta.
Yakni Peguyuban Nelayan, Pergerakan Pemuda Pulau Sapudi (P3S), GP Ansor, Pemuda Mummadiyah, IKA PMII Sapudi, Asosiasi Wartawan Sapudi, Pemuda Pancasila Sapudi, Forum Perempuan Sapudi, Asosiasi LSM Sapudi serta Karang Taruna Gayam.
“Kalau memang tidak jelas apa dasar menurunkan anggaran yang hanya 600 juta, tolak saja, itu tidak sebanding dengan kekayaan alam kita (Pulau Sapudi),” ketus Ketua P3S, Salam Kempul disela-sela rapat sosialisasi PPM HCML tersebut.
Akibatnya, sejumlah undangan pelaksanaan Jasmas yang sudah menyebar ke 10 Kepala Desa Kecamatan Gayam itu, terpaksa ditangguhkan sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Bahkan diminta sampai ada titik kejelasan dari pihak HCML.
Sementara pihak HCML, Hamim yang dikonfirmasi lewat nomor WhatsApp pribadinya terkait kondisi masyarakat Pulau Sapudi yang tidak puas dengan sumbangsih perusahaannya, tidak menjawab.