Seni & Budaya

Pro Kontra Gelaran Madura Ethnic Carnival 2023 di Sumenep

1390
×

Pro Kontra Gelaran Madura Ethnic Carnival 2023 di Sumenep

Sebarkan artikel ini
Pro Kontra Gelaran Madura Ethnic Carnival
Salah satu peserta Madura Ethnic Carnival 2023 di Sumenep. (Foto/Sugeng).

SuaraMadura.id | Sumenep – Madura Ethnic Carnival yang telah usai digelar di depan Labang Mesem Keraton Sumenep, pada Sabtu, 16 September 2023 malam kemarin menyisakan pro dan kontra.

Madura Ethnic Carnival 2023 di Sumenep kali ini bertemakan Magneficient Of Kerapan Sapi. Bahan kostum Setiap peserta pun harus 20 persen menggunakan daun siwalan.

Ketua pelaksana Madura Ethnic Carnival 2023, Nur Khalis mengatakan bahwa kerapan sapi itu adalah tradisi di Pulau Madura, walaupun sudah banyak yang tahu. Kita ingin memperluasnya.

“Termasuk salah satunya dengan menggunakan bahan daun siwalan. Ini juga bagian dari kearifan lokal dan ramah lingkungan,” kata Nur Khalis, dilansir Java Network, Minggu (17/09/23).

Namun, kritik datang dari pemerhati kebijakan publik Kota Keris, Fery Saputra yang mengatakan waktu pelaksanaan Madura Ethnic Carnival 2023 kurang tepat hingga dianggap meniru kegiatan daerah lain.

“Timing eventnya tidak tepat, dilaksankan setelah Jember, Malang dan karnaval Agustusan. Masyarakat sudah hampir jenuh dan pasti membandingkan,” kata Fery, Minggu (17/09/23).

Menurutnya jika hendak membuat event yang sama dengan daerah lain, harus lebih baik dari yang ada. “Atau harus ada nilai tambah yang bisa memjadi point of interesting untuk diviralkan,” katanya.

“Hari ini juga sudah banyak peserta karnaval agustusan yang menggunakan tema ethnic pada kostumnya. “Sudah menyamai kostum carnival loh,” ungkap salah satu dari tiga pria pengelola Cobek Bakar tersebut.

Ia menilai suksesnya sebuah event dari viral popularitas dan added valuenya yang suistanable atau berkelanjutan. “Terutama side effect untuk usaha pariwisata dimana event itu dilaksanakan,” tegasnya.

Berbeda dengan Fery, budayawan Sumenep, Ibnu Hajar merespon positif kegiatan Madura Ethnic Carnival 2023 yang dilaksanakan oleh rekan-rekan dari Komunitas Jurnalis Sumenep (KJS).

“Jangan kita bandingkan dengan kabupaten kota lain yang sudah memulai lebih awal, kita baru mulai 2 tahun. Namanya proses memang tidak sempurna wajar saja ada kekurangan,” ungkapnya.

Dirinya lebih melihatnya dari perspektif positif yang akan menggugah kreator-kreator muda Kota Keris untuk berkarya dalam ruang yang dibuka oleh Pemkab Sumenep dan teman-teman KJS.

Pria berkacamata itu juga mengapresiasi panitia dan para peserta yang telah menggunakan dan menampilkan bahan serta simbol-sinbol yang menonjolkan kearifan lokal bercita rasa Madura.

“Harapannya pihak pelaksana harus bisa berkembang agar ke depannya kegiatan serupa tidak hanya menjadi tontonan tetapi dapat juga jadi tuntunan buat masyarakat Sumenep,” pungkas Ibnu Hajar mengenai event Madura Ethnic Carnival.