SuaraMadura.id – Plt Kacabdin Pendidikan Provinsi Jatim Wilayah Sumenep, Ali Afandi diduga kuat melindungi anak buahnya, salah seorang Guru Kesenian SMA Negeri 1 Arjasa yang telah melecehkan dan mengancam pewarta
Dugaan tersebut timbul setelah Kacabdin Pendidikan Provinsi Jatim Wilayah Sumenep, yang saat ini dijabat Pelaksana Tugas atau Plt, acuhkan permohonan audiensi insan Jurnalis mengenai Guru SMA Negeri 1 Arjasa yang lecehkan serta ancam wartawan.
Padahal, surat permohonan untuk beraudiensi di hari Jumat, 24 Februari 2023, diketahui telah diserahkan ke Kantor Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Wilayah Sumenep, hari Selasa, 21 Februari 2023 yang diterima oleh salah satu staf.
“Dicantumkan di surat permohonan, apabila nantinya ada perubahan baik mengenai hari, tanggal, jam maupun tempat audiensi. Kami memohon agar dapat menginformasikannya,” ujar Mashudi, wartawan media Okedaily. Jumat (20/02/23).
Tetapi, kata Mashudi, salah satu rekannya yang tiba lebih awal di lokasi audiensi menyampaikan kalau Plt Kacabdin Pendidikan Provinsi Jatim Wilayah Sumenep tidak ada di kantornya. “Dan tidak ada informasi mengenai perubahan jadwal,” ucapnya.
Sementara, Pemimpin Redaksi SuaraMadura.id Faldy Aditya mengecam keras apa yang dilakukan Plt Kacabdin Pendidikan Provinsi Jatim Wilayah Sumenep, Ali Afandi dengan tidak mengindahkan permohonan audiensi dari lintas elemen masyarakat tersebut.
“Semestinya Pak Ali Afandi dapat memberitahukan jika memang ada perubahan jadwal audiensi yang dimohonkan, bukan lalu seenak udelnya saja. Jadi tidak keliru jika kami, para kuli tinta menilai ada upaya melindungi pelaku,” ujarnya geram.
Sebelumnya diketahui, Guru SMA Negeri 1 Arjasa berinisial JF dianggap telah melakukan pelecehan dalam bentuk penghinaan kepada wartawan media Bagi Berita melalui pesan WhatsApp pada Senin, 20 Februari kemarin.
“Wartawan apa? Wartawan abal-abal yg kerjaannya hanya jual abab? Apa tdk ada pekerjaan yg lebih bermanfaat dan bermakna?” isi pesan JF yang berstatus pegawai negeri sipil tersebut dengan kurang ajarnya.
Bahkan kemudian, JF berani mengancam RD (inisial) wartawan media Bagi Berita tersebut. “Segera hapus berita itu kalau hidup anda mau tenang.dan mau asyik memburu berita,” ancam Guru SMA Negeri 1 Arjasa itu.
Ketika tak merespon konfirmasi terkait ulahnya melalui panggilan telepon. JF pun membalas pesan WhatsApp yang dikirimkan dengan ketus. “Maaf, saya tdk kenal dan tdk tau anda,” ketiknya.
Sementara dari pengakuan sejumlah orang yang kenal dengan JF baik itu temannya semasa sekolah hingga tetangga dekatnya mengatakan, bahwa Guru Kesenian SMA Negeri 1 Arjasa itu memanglah arogan.
“Ini ngomongnya lepas-lepas memang karena ini memiliki dua versi agak w***a itu mas,” ungkap tetangganya yang dirahasiakan identitasnya. Selasa (21/02/23).
Selain sombong, oleh mereka yang mengenal JF juga menggambarkan dirinya sebagai sosok yang gemulai seperti seorang perempuan.
“Lakar pacacana saromben he b****ng mon tak sesuai ben alurra abekna (Memang bicaranya sembarangan kalau tidak sesuai dengan alur keinginannya, red)” beber temannya yang juga Alumni SMA Negeri 1 Arjasa Tahun 1996.
Sedangkan Ali Afandi tidak menjawab panggilan WhatsApp yang dilakukan guna konfirmasi atas permohonan audiensi yang tidak dihiraukannya hanya berkirim pesan singkat. “Maaf mas, barusan saya ditelp pak Rusliy juga, bersamaan dengan sampeyan yang telpon,” tukasnya.
Terlepas dari pribadi JF yang tuai kontroversi, Plt Kacabdin Pendidikan Sumenep tidak seharusnya menganggap enteng apa yang dilakukan Guru SMA Negeri 1 Arjasa yang telah lecehkan dan ancam pewarta. Sanksi tegas tentunya diperlukan.