SuaraMadura.id – Kegiatan pemeliharaan rutin berupa rehab Rumah Dongeng di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sumenep, Madura, atau biasa disebut Perpusda terkesan tertutup. Pejabat terkait pun lempar tanggung jawab.
Berawal dari informasi warga masyarakat yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa adanya kegiatan rehabilitasi yang tengah berlangsung di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sumenep.
Herannya, kata warga masyarakat tersebut, terlihat pada campuran yang digunakan pada kegiatan rehab lebih banyak tanahnya ketimbang semen. “Masa 1 pickup tanah hanya menggunakan 1 sak semen,” katanya, Senin (14/11).
Mendapati info demikian, awak media memutuskan untuk langsung menuju Perpusda Sumenep guna memastikan kebenarannya. Ternyata betul apa yang disampaikan oleh narasumber.
Nampak jelas di lokasi, gundukan tanah yang bertumpuk tak sebanding dengan campuran semen yang digunakan yakni hanya 1 sak. Mengingat cakupan pekerjaan rehab Perpusda Sumenep, yang diketahui berada di Ruang Dongeng cukup luas.
Bermaksud melakukan konfirmasi kepada Kepala Perpusda Sumenep, Edy Sutrisno ternyata tidak mudah. Seolah menghindar, awak media harus menunggu berjam-jam dan bahkan seperti diping-pong.
Setelah menghabiskan waktu menunggu sampai kurang lebih 2 jam, akhirnya Edy Sutrisno datang dengan mobil dinasnya lalu bergegas turun dan menghilang memasuki ruangan kerjanya.
Anehnya, resepsionis yang kembali ditemui mengatakan jika Kepala Perpusda Sumenep kembali keluar rapat di Pemda. Padahal tidak nampak yang bersangkutan pergi lagi setelah baru turun dari mobil dinasnya.
Si resepsionis berambut ikal itu kemudian menyarankan agar bertemu dengan Sekretaris Perpusda saja, Mohammad Warsono yang saat ditemui membuka percakapan dengan kalimat ingin menenangkan. “Sudah tadi mas,” ujarnya basa-basi.
Sekdis Perpusda menambahkan, Kadis lah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada pekerjaan pemeliharaan rutin Ruang Baca tersebut. “Disini yang paling bertanggung jawab yaitu kepala dinasnya yang merupakan sebagai penyedia Anggaran,” sergahnya.
Lebih lanjut Sekdis Perpusda mengatakan, “kadis ada di ruangannya kok mas, apa gak sebaiknya mas menemui pak kadis. Tanya langsung saja ya,” jelasnya, yang langsung dijawab awak media bahwasanya mendapati kesulitan.
Mohammad Warsono lantas memanggil Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) kegiatan Perpusda, Agus Miryanto, yang diminta ke ruangan kadis agar awak media yang telah menunggu lama ditemui walau sebentar.
Sekembalinya dari ruangan kadis, PPTK kegiatan Perpusda itu menyampaikan beliau masih sibuk dengan pekerjaannya. Gantian Sekdis yang maju, tetapi tetap mendapatkan jawaban yang sama. Sibuk.
Dengan terpaksa awak media menghampiri sendiri sang kadis di ruangannya. Tetapi sialnya, tanpa diijinkan melangkah masuk ke dalam ruang kerjanya, Edy Sutrisno langsung berujar, “kamu siapa, dan ada apa ke saya?” Tanyanya ketus.
Berdiri di depan pintu yang sudah terbuka, awak media menjelaskan keinginan melakukan konfirmasi mengenai kegiatan rutin rehab Rumah Dongeng Perpusda Sumenep yang terlihat janggal.
“Urusan itu bukan urusan saya mas, itu urusan PPTK, semua itu tanggung jawab PPTK-nya. Jadi tidak ada hubungannya dengan saya,” jawab Kepala Dinas Perpusda seperti ingin cuci tangan.
Agus Miryanto yang mendengar perkataan Edy Sutrisno terlihat heran dan keberatan. Ia juga mengaku tidak mau dijadikan kambing hitam, lalu sejurus kemudian berusaha membela diri.
“Gimana nasib saya ini mas, kok pak kadis melemparkan semua tanggung jawab kepada saya. Padahal saya baru pindah ke Perpusda sudah diberi masalah seperti ini,” sesal PPTK Perpusda itu.
Upaya konfirmasi terhadap kegiatan rehab Rumah Dongeng Perpusda Sumenep, yang berdasarkan penelusuran dikerjakan oleh kontraktor bernama Taufan itu berakhir tanpa kejelasan.
Entah ada yang ingin ditutupi ataukah memang perencanaan dan anggaran yang disediakan untuk material rehab Rumah Dongeng Perpusda Sumenep, hanya 1 pickup tanah dengan 1 sak semen.