SuaraMadura.id | Sumenep – Pria yang melaporkan persoalan TKD (Tanah Kas Desa) Perumahan BSA (Bumi Sumekar Asri), beri pernyataan mengejutkan tentang adanya intimidasi dari Mami Muda.
Mohammad Sidiq dari LSM Jatim Corruption Watch (JCW) diketahui adalah pihak yang melaporkan persoalan tukar guling Tanah Kas Desa (TKD) untuk pembangunan Perumahan BSA.
Menurut pria yang juga dikatakan berprofesi sebagai Lawyer itu dalam keterangannya di media Liputan 7, tukar guling TKD milik tiga desa di Sumenep tersebut hanya ada Sertipikat nya saja tetapi tidak ada fisiknya.
“Itu saya tegaskan, jika secara hukum kasus itu ada Sertipikat nya namun tanahnya milik orang lain,” tuduh pria yang miliki panggilan Dikdik itu. Melansir Liputan 7, Sabtu (25/11/23).
Kemudian Didkdik memberikan pernyataan mengejutkan mengenai dirinya yang mendapatkan intimidasi berkaitan dengan pelaporannya ke Polda Jatim pada persoalan tukar guling TKD milik tiga desa di Sumenep.
“Selama saya mengungkap kasus tersebut, saya juga tidak paham mengenai group dari Mami Muda itu, bagaimana tidak, kok pihaknya mempublikasikan penetapan tersangka saya,” ujarnya.
Padahal, lanjut Dikdik, laporannya dianggap sudah memenuhi unsur, “makanya itu ada apa kok bisa mengintimidasi saya,” tudingnya.
Sementara Fauzi As yang dikenal sebagai pemilik Mami Muda ketika diminta tanggapannya atas tudingan Dikdik tersebut, mengaku tidak mengenalnya. “Dikdik siapa ya?” tanyanya. Sabtu (25/11/23).
Ketika dijelaskan bahwa Dikdik adalah LSM yang melapor persoalan tukar guling TKD dengan Perumahan BSA ke Polda Jatim dan merasa diintimidasi oleh group Mami Muda, pria yang juga memiliki brand LaBatik itu hanya tersenyum.
“Aduh, mana mungkin saya intimidasi orang yang tidak ada urusan dengan saya dan tidak saya kenal,” jawab pria berambut gondrong itu dengan santai.
Terakhir Fauzi Mami Muda menambahkan, “kalau benar yang dimaksud Dikdik itu saya, saya pastikan dia LSM yang kurang ngopi. Nanti bisa diundang ngopi oleh staf saya yang titelnya juga SH. MH.,” tandasnya.