SuaraMadura.id – Bermula dari unggahan tangkapan layar akun Twitter @txtdrberseragam curhatan anak supir truk di Solo mengenai pemukulan dan pengambilan SIM oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) terhadap orangtuanya, Kamis (11/8). Gibran Rakabuming pun bereaksi.
Akun Twitter Gibran Rakabuming Raka yang jabat Walikota Solo kemudian menanggapi unggahan tersebut. “Saya cari orangnya,” ketik @gibran_tweet.
Adalah Heri Misbah, anggota Paspampres yang diduga melakukan pemukulan kepada sopir truk di perempatan Girimulyo, Jalan Ahmad Yani, Kota Solo, Jawa Tengah.
Gibran kemudian melakukan pertemuan tertutup dengan Heri Misbah di Balai Kota Solo, Jumat (12/8). Pertemuan yang digelar tertutup itu berlangsung sekitar pukul 10.43 WIB hingga 11.09 WIB.
Ketika sedang ditemui awak media di depan ruang kerja Gibran di Balai Kota Solo, tiba-tiba putra sulung Presiden Joko Widodo itu kemudian mencopot masker yang dikenakan Misbah.
Hal itu dilakukan agar wajah Misbah dapat terekspos. Anggota Tim Advance yang bertugas di Kota Solo yang mengakui bersalah itupun hanya diam dan langsung mengucapkan permintaan maafnya.
Dengan tegas Gibran mengatakan bakal melindungi warganya yang benar dan tidak melakukan kesalahan, meskipun terduga pelakunya merupakan anggota Paspampres. “Tanggung jawab saya melindungi warga saya yang dipukul,” ujarnya.
Kemudian ia menyampaikan tidak terima atas perlakuan yang dialami warga Solo tersebut. “Saya enggak terima warga saya digituin. Dia enggak salah kok. Paspampres-nya juga dalam posisi tidak mengawal siapa-siapa,” ucapnya.
Ditambahkan Gibran, bahwa permasalahan tersebut dianggapnya belum selesai. “Bagi saya belum selesai. Mereka minta maafnya karena beritanya viral. Kalau enggak viral mereka enggak mungkin minta maaf,” ungkapnya.
Terkait harapannya, Gibran menuturkan hal itu akan diurus Komandan Paspampres Marsekal Pertama TNI Wahyu Hidayat Sudjatmiko. “Tidak ada harapan. (Rekomendasi sanksi) Itu urusannya komandan,” tuturnya.
Terakhir Gibran berjanji akan menjaga dan memberikan perlindungan terhadap korban pemukulan Paspampres yang berprofesi sebagai supir truk di kota Solo itu.
Dalam keterangannya Misbah mengatakan, saat kejadian, Selasa (9/8), dirinya memaksa maju meskipun di depannya terdapat mobil yang berhenti karena lampu merah menyala.
“Siap, tidak (menyetir sendiri), sama driver. Saya mengaku salah memukul, saya khilaf, dan untuk SIM-nya itu dari rental (penyitaan),” jelasnya.
Atas perbuatannya, Misbah menyampaikan permintaan maaf. “Saya mengakui, saya salah saya minta maaf atas kesalahan saya dan tidak akan mengulangi kesalahan saya. Saya mohon maaf dan minta maaf kepada Bapak yang saya pukul dan keluarganya mohon maaf, karena perbuatan saya mungkin menyakiti hati dan keluarganya. Kepada warga Solo Saya minta maaf, terima kasih,” sesalnya.
Semua kerugian ataupun kerusakan yang disebabkan peristiwa pemukulan tersebut telah diselesaikan dan SIM telah dikembalikan kepada korban.
Apa yang dilakukan oleh Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka, berada di depan warganya yang diduga dipukul Paspampres, layak diapresiasi dan dicontoh kepala daerah lain.