Sosial

Kurang Ajar… Dinsos Sumenep Anggap Masalembu Bukan Krisis Pangan Hanya Kekurangan

1376
×

Kurang Ajar… Dinsos Sumenep Anggap Masalembu Bukan Krisis Pangan Hanya Kekurangan

Sebarkan artikel ini
Kurang Ajar... Dinsos Sumenep Anggap Masalembu Bukan Krisis Pangan Hanya Kekurangan
Bantuan ala kadarnya dari Dinsos Sumenep ke Masalembu yang tengah dilanda krisis bahan pangan. © Redaksi.

SuaraMadura.id – Aktivis Kota Keris yang kini berada di lokasi terjadinya kelangkaan bahan makanan pokok di wilayah kepulauan yang jadi atensi nasional, kecam keras pernyataan Kepala Dinsos Sumenep yang menganggap Masalembu tidak krisis pangan melainkan kekurangan.

Sebelumnya, pada hari Jumat, 3 Maret 2023 diberitakan Dinsos Sumenep, mengirimkan bantuan ke Masalembu berupa sembako dan juga tiket kapal bagi 29 orang penumpang yang terlantar.

“Sesuai arahan bapak bupati, selain bantuan sembako, kami juga memberikan tiket gratis untuk 29 orang penumpang. Itu sesuai dengan data yang kami miliki,” kata Zulkarnaen, Kepala Dinsos Sumenep dikutip dari sejumlah media. Jumat (03/03/23).

Dari pusat data bantuan di Masalembu, bantuan yang diberikan Dinsos Sumenep ialah mie instan 20 karton, minyak goreng 4 karton, sarden kaleng 4 karton dan minuman sereal sachet-an sebanyak 5 dus.

Saat dikonfirmasi melalui panggilan WhatsApp, Kepala Dinsos Sumenep, Zulkarnaen membenarkan bantuan tersebut, yang menurutnya hanya bersifat mendukung apa yang diberikan Pemprov Jatim.

Disinggung apakah hanya segitu kepedulian Pemkab Sumenep terhadap krisis bahan pangan yang tengah melanda Masalembu, Zulkarnaen menampiknya. “Bukan krisis mas, hanya kekurangan. Saya sudah komunikasi kok dengan Camat,” bantahnya.

“Jangan dilihat dari nilainya tapi kepeduliannya. Pemkab ini kan bukan hanya Dinsos mas, kan masih ad OPD yang lain,” sergahnya. Zulkarnaen pun menyampaikan bahwa kelangkaan bahan makanan pokok di Masalembu bukan termasuk tanggap bencana. “Kalau tanggap bencana itu harus ditetapkan oleh SK Bupati mas,” dalihnya.

Merespon pernyataan Kepala Dinsos Sumenep, Aktivis Kota Keris yang kebetulan tertahan di Masalembu naik pitam. “Kurang ajar Kadinsos itu, nelpon Camat katanya. Saat krisis pangan di Masalembu, Camat dan Sekcam ada di Sumenep,” geramnya. Sabtu (04/03/23).

“Cuma kekurangan katanya, saya keliling disini dan tahu sendiri melihat masyarakat kebingungan karena tidak ada beras yang bisa ditanak,” sergahnya seraya menambahkan bahwa bantuan yang dikirim Dinsos merupakan bentuk ketidakpedulian Pemkab Sumenep pada warga Masalembu.

“Kapal Sabuk Nusantara itu tengah malam kemarin sampai. Tapi Bantuan Dinsos Sumenep baru dibongkar tadi pagi. Isinya cuma cukup buat satu RT. Camat yang baru datang juga malah bingung mau mau membaginya. Masih lebih peduli Pemprov daripada Pemkab,” ungkap Rasyid.

Terakhir Rasyid juga bereaksi keras terhadap pernyataan Kepala Dinsos Sumenep yang menyatakan bahwa krisis pangan di Masalembu dapat dikategorikan tanggap bencana jika ada SK Bupati.

“Saya tantang Bupati Sumenep untuk hadir ke Masalembu, Kecamatan yang memenangkan Achmad Fauzi-Nyai Eva pada Pilkada kemarin. Biar lihat sendiri disini apakah termasuk tanggap bencana atau bukan,” pungkasnya.

Apapun alasan yang dikemukakan oleh Kepala Dinsos Sumenep terkait bantuan yang hanya ala kadarnya, maupun status krisis pangan Masalembu yang tidak termasuk kategori tanggap bencana.

Satu yang perlu dicatat dan diingat oleh Kepala Dinsos Sumenep. Mereka di sana, di Masalembu, masih saudara kita dan juga merupakan bagian dari Kabupaten paling timur di Pulau Madura.