Scroll untuk baca artikel
Layanan Publik

Kondisi Riil Desa Paliat Terlewatkan, Lebih Baik Zoom Daripada Safari Kepulauan

295
×

Kondisi Riil Desa Paliat Terlewatkan, Lebih Baik Zoom Daripada Safari Kepulauan

Sebarkan artikel ini
Kondisi Riil Desa Paliat Terlewatkan, Lebih Baik Zoom Daripada Safari Kepulauan
Asri, Ketua Komunitas Paliat Bersatu menyerahkan 10 poin aspirasi warga Desa Paliat kepada Bupati Sumenep. © Redaksi.

SUMENEP – Rombongan Safari Kepulauan Bupati Sumenep menginjakkan kaki ke Pulau yang hanya berjarak selemparan batu dari Dermaga Sapeken tepatnya di Desa Paliat, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Jum’at (3/6).

Kelegaan tentunya menyelimuti Bupati dan Wakil Bupati beserta Forkompinda Sumenep dan belasan Kepala OPD. Karena beberapa hari sebelumnya viral penolakan warga masyarakat Desa Paliat, atas kehadiran rombongan tersebut.

Scroll Keatas Untuk Melanjutkan.
Hub Kami Untuk Kerjasama .

Maklum, bukan sekali jeritan masyarakat Desa Paliat mengemuka di berbagai media sosial maupun media massa. Toh nyatanya, penyambutan nampak matang disiapkan oleh Kepala Desa Paliat, Maharuddin.

Baca juga: Sulaisi Vs Marlaf, Ketika Seprofesi Berbeda Sisi

Bupati Sumenep langsung diserbu oleh barisan emak-emak yang mengajak Achmad Fauzi dan Nyai Dewi Khalifah untuk ber-selfie ria. Kemudian rombongan digiring ke satu titik dimana masyarakat yang lugu telah dikumpulkan.

“Beragam permintaan disampaikan oleh mereka. Perbaikan jalan, jembatan, mohon diloloskan PNS, rehap sarana pendidikan bahkan sarana olahraga,” tulis Nik, Jurnalis Kompas TV dalam catatannya tentang Safari Kepulauan bagian 1.

Kondisi Riil Desa Paliat Terlewatkan, Lebih Baik Zoom Daripada Safari Kepulauan
Kondisi jalan utama di Desa Paliat, Kecamatan Sapeken, Sumenep, Madura. © Redaksi.

Yang mengejutkan, kata Nik dalam catatannya, ada diantara mereka yang meminta sekapling tanah khusus untuk makam warga. Kata mereka, setiap kali ada yang meninggal, jenazah harus dimakamkan di hutan.

Asri, Ketua Komunitas Paliat Bersatu mengatakan, penolakan terhadap kedatangan Bupati Sumenep beserta rombongan ke Paliat sesungguhnya merupakan bentuk kekecewaan dan ketidakpercayaan kepada Pemerintah Desa Paliat.

“Kami hanya bisa menyerahkan 10 poin aspirasi warga Desa Paliat kepada Pak Bupati di atas Dermaga Tanjung-Paliat yang sudah ambruk,” ujar Asri kepada SuaraMadura.id pada, Jum’at (3/6) malam.

Baca juga: Safari Kepulauan Bupati Sumenep Diwarnai Anggapan Pilih Kasih

Sebenarnya, lanjut Asri, mereka meminta Bupati Sumenep untuk lewat darat menuju Balai Desa Paliat, agar bisa melihat langsung rusak parahnya jalan dari Dusun Tanjung sampai ke Dusun Burungbung.

“Tapi karena keterbatasan waktu akhirnya permintaan itu tidak bisa terpenuhi. Di atas speed boot sebelum meninggalkan Dermaga, Bpk Bupati sempat bilang, ‘Nanti saya datang lagi dan lewat darat’. Kami berharap dapat terwujud,” ungkap Asri penuh harap.

Kondisi Riil Desa Paliat Terlewatkan, Lebih Baik Zoom Daripada Safari Kepulauan
Dermaga Tanjung-Paliat yang ambruk. © Redaksi.

Kemudian, Asri mengirimkan dokumentasi berbentuk audio visual tentang kondisi sebenarnya yang ada di Desa Paliat. “Kondisi di video ini adalah hasil karya 2 periode Kades Maharuddin,” tambahnya melengkapi caption.

Miris melihat pemandangan dalam video tersebut. Betapa masih banyak warga Desa Paliat yang tinggal di rumah tidak layak huni dan parahnya kondisi jalan penghubung antar dusun, yang kalau boleh kami sebut lebih mirip kubangan lumpur.

Kami pun bergegas menuju warung kopi milik Edi LAKI di Jalan Lingkar Utara, Kota Sumenep, guna meminta tanggapannya terkait rekaman kondisi riil Desa Paliat yang sebenarnya, dan luput dari Safari Kepulauan Bupati Sumenep.

Baca juga: Perhutani KPH Madura Sebut Sehe Sabettane, Ada Juga Asisten TA Bupati Sumenep

Terlihat sudut mata Edi LAKI sedikit berair menyaksikan apa yang ada di dalam video yang kami perlihatkan. “Seperti ini masih ada di Sumenep, dan Safari Kepulauan tidak bisa melihatnya secara langsung,” ucapnya geram. Jum’at (3/6).

Edi LAKI kemudian mempertanyakan esensi sebenarnya dari Safari Kepulauan yang dilakukan Bupati Sumenep, yang menurutnya hanya buang-buang anggaran serta tak lebih dari sekedar seremonial belaka tanpa makna.

Kondisi Riil Desa Paliat Terlewatkan, Lebih Baik Zoom Daripada Safari Kepulauan
Warga Desa Paliat yang tinggal di rumah tidak layak huni. © Redaksi.

“Saya tidak paham dengan jalan pikiran yang menggagas Safari Kepulauan itu. Kalau hanya berdialog dengan masyarakat di satu tempat tanpa melihat langsung ke bawah kan sama saja bohong, kenapa gak pakai Zoom saja,” sergahnya.

Kepala Desa Paliat, Maharuddin yang dihubungi via WhatsApp mengaku tidak paham kalau masih banyak warga Desa Paliat yang hidup di rumah tidak layak huni. Sedangkan jalan menurutnya memang ada yang belum diperbaiki.

“Iya kalau dibilang banyak rumah tidak layak huni saya juga kurang begitu paham, terus terkait dengan jalan utama, ada yang sudah di rabat ada yang masih belum. Jembatan Tanjung bener mas, sudah ambruk bagian ujungnya,” jawab Maharuddin singkat. Sabtu (4/6)

Teramat sayang anggaran Safari Kepulauan yang konon katanya berjumlah miliaran rupiah, tetapi tidak mampu dimaksimalkan oleh Bupati Sumenep dan rombongan untuk dapat mengetahui secara langsung kehidupan masyarakat kepulauan, utamanya Desa Paliat.