SUMENEP – Ramai perbincangan atas beredar sebuah rekaman hasil tangkapan layar syur, seorang kepala sekolah saat sedang melakukan video call seks (vcs) dengan seorang Perempuan, di Sumenep, Madura.
Diduga pemeran dalam video call seks berdurasi 38 dan 54 itu adalah N (inisial), seorang kepala sekolah menengah pertama (SMP) di daerah Kecamatan Dasuk, Sumenep, Madura.
Melansir Media Trans Indonesia, viralnya video call seks antara N dan perempuan cantik asal Turen, Malang. Awalnya dibagikan di laman Facebook Silvia Caca dan menyebar luas ke di dunia maya.
Tampak dalam video call seks itu, N yang merupakan warga Desa Giring, Kecamatan Manding, Kabupaten Sumenep, sedang beronani memuaskan hasrat seksualnya.
Tentu saja apa yang dilakukan N menunjukkan alat kelaminnya dalam video call seks bersama perempuan yang bukan muhrimnya menjadi konsumsi publik yang menyayangkan kejadian tersebut.
Baca juga:
Melihat Tempat Sampah Mewah di Komplek Kantor Pemkab Sumenep
Agus Dwi Saputra, Kepala Dinas Pendidikan (Kadiknas) Kabupaten Sumenep, mengambil langkah cepat dengan memanggil N guna dimintai klarifikasi terkait video call seks yang dilakukannya.
Dilansir Media Memo Online, Senin (4/4). Agus Dwi Saputra mengatakan, yang bersangkutan adalah korban sindikat jaringan penipuan berkedok video call seks.
“Yang bersangkutan diperas, karena videonya direkam oleh jaringan pelaku ini, dimintai mentransfer sejumlah uang, itu pun tidak hanya sekali, tapi berkali-kali,” sebutnya.
Kemudian, Agus Dwi Saputra memberikan masukan agar N, melaporkan kasusnya ke ramah hukum, agar ada efek jera, biar tidak menimbulkan korban-korban lain di kemudian hari.
Namun, statement yang diberikan Agus Dwi Saputra pasca mendengarkan keterangan dari N tentang kelakuannya pada video call seks tersebut, menuai kecaman dan dianggap tidak melihat permasalahan secara utuh serta memperlihatkan kelemahannya sebagai Kadiknas Sumenep.
Baca Juga:
Seperti yang disampaikan oleh Fero Feriyanto, aktivis dan tokoh muda asal Kepulauan Sapudi, Sumenep, Madura, kepada SuaraMadura.id. “Apa-apaan Kadiknas itu, kok memberikan pernyataan seperti itu. Ingin melindungi atau memang lemah syahwat,” sesal dia. Senin (4/4).
“Saya mengecam keras statement Kadiknas Sumenep yang tidak melihat permasalahan dalam gambaran utuh. Oke, kalau si kepala sekolah diperas setelah video call seks itu. Tetapi apa yang dilakukan N sebelumnya, yaitu memperlihatkan kemaluan harusnya juga disikapi tegas,” ketus Fero.
Apalagi, kata Fero, ada pernyataan dari N bahwa dia diperas, jika tidak dikasih maka mau disebarkan videonya. “Si kepala sudah mengakui dia diperas dan diancam akan disebarluaskan videonya kalau tidak memberi. Ya ngapain juga dari awal dia video call seks,” sergahnya.
“Saya harap ada tindakan tegas dari Kadiknas Sumenep, paling tidak kepala sekolah yang bersangkutan harus dinonaktifkan. Apapun alasannya, mempertontonkan kelamin seperti itu adalah pelanggaran etika,” pungkas Fero.
Apa yang disampaikan oleh Fero Feriyanto, memang ada benarnya. Semestinya Agus Dwi Saputra dapat melihat secara utuh sebuah permasalahan sebelum berkomentar sehingga tidak terkesan melindungi anak buahnya yang telah melakukan video call seks hingga menunjukkan kelaminnya.