SuaraMadura.id | Sumenep – Tempat hiburan malam kepunyaan seorang pengusaha keturunan Tionghoa di Kota Keris dinilai sakti karena tetap beroperasi di bulan suci Ramadan
Nama Mr Ball dan JBL mungkin tidak asing di telinga para pecinta hiburan malam di Kabupaten paling timur di Pulau Madura. Keduanya sama-sama menyajikan kesenangan penghibur syahwat dengan kemasan berbeda.
Mr Ball dikemas dalam arena olahraga billiard. Namun menjelang tengah malam, dipastikan dentuman musik memekakkan telinga siap mengalir hingga dini hari. Sedangkan JBL menyediakan room karaoke berkedok restoran.
Kedua tempat hiburan itu diketahui merupakan milik seorang pengusaha lokal keturunan Chinese, Robin. Pria setengah baya yang dikabarkan memiliki kedekatan emosional khusus dengan Bupati Sumenep, Achmad Fauzi.
“Dari tahun ke tahun tempat hiburan kepunyaan Robin memang tidak pernah tutup meski bulan puasa. Saya tidak tahu apa yang membuatnya sakti, katanya sih karena yang punya dekat dengan Bupati Sumenep,” beber narasumber yang meminta dirahasiakan identitasnya, Rabu (13/03/24).
Hal itulah yang kemudian disinyalir menjadikan Mr Ball dan JBL terkesan sakti. Berbagai macam razia dan sanksi yang dilakukan terhadap dua tempat hiburan malam di Sumenep itu pun tak lebih hanya seremonial belaka.
Seperti razia ke sejumlah tempat hiburan malam di Sumenep yang digelar oleh tim gabungan yakni, Satpol PP serta TNI dan Polri menjelang bulan Ramadan tepatnya pada tanggal 10 Maret 2024.
Puluhan botol miras yang hanya berupa bir berhasil diamankan tim gabungan dari Mr Ball. Meskipun minuman berkadar alkohol tinggi yang biasa disajikan, luput dari pandangan mata para petugas.
Bukti bahwa razia yang digelar tim gabungan hanya sekedar pemanis laporan ke atasan, berhasil dibuktikan pewarta yang mendapat informasi dari narasumber bahwa tempat hiburan milik Robin tetap beroperasi di bulan Ramadan.
Memastikan apa yang dikatakan narasumber, tepat pukul 23.00 WIB pewarta kemudian meluncur ke JBL yang kata narasumber tidak mengenal waktu bulan Ramadan karena tetap sajikan miras dan hiburan malam.
Dilihat sepintas dari luar, JBL memang nampak gelap guitar sebab penerangan yang diduga sengaja dimatikan agar tak mencolok pandangan masyarakat yang melintasi tempat hiburan karaoke tersebut.
Akan tetapi jika melangkah ke dalam, beberapa orang pegawai berseragam JBL akan siap menyambut tamu yang datang untuk mencari kesenangan duniawi yang disediakan tempat hiburan karaoke berkedok restoran tersebut.
Tarif yang dikenakan untuk menikmati hiburan karaoke selama satu jam adalah 125 ribu rupiah. Sedangkan harga minuman beralkohol yang disediakan bervariasi, mulai dari 70 ribu rupiah hingga 150 ribu rupiah per botol.
Entah apa yang membuat tempat hiburan malam milik Robin bisa dengan saktinya tetap beroperasi meski di bulan suci. Apakah memang karena kedekatan si pemilik dengan Bupati Sumenep, ataukah ada faktor lain seperti, setoran ke pihak terkait misalnya.
Wallahu a’lam bish-shawab.