SuaraMadura.id – Rasanya tidak ada masyarakat Indonesia yang belum pernah melihat kaleng biskuit Khong Guan. Kemunculannya yang identik dengan Lebaran membuatnya khas.
Walaupun terkadang isi dalam kaleng Khong Guan telah berganti wujud, dengan rengginang atau kerupuk. Bukan lagi biskuit.
Kaleng biskuit Khong Guan menjadi salah satu ikon yang tersaji di hampir setiap meja rumah masyarakat Indonesia saat Lebaran.
Baca Juga: Potensi Diponegoro Street Foods Sumenep yang Terabaikan
Dalam Google Translate, Khong Guan berasal dari bahasa mandarin “kong guan” yang berarti kaleng atau stoples kosong.
Meski populer, terutama di masyarakat desa di Indonesia, Khong Guan sendiri sebenarnya berasal dari Singapura.
Pemiliknya merupakan imigran yang menetap di Singapura. Awalnya, mereka berdua bekerja di sebuah pabrik biskuit lokal demi menafkahi keluarga.
Berdasarkan informasi dari laman resmi Khong Guan, kakak adik asal Fujian, China, yakni Chew Choo Keng dan Chew Choo Han, adalah pendirinya.
Ketika Jepang menginvasi Singapura. Chew Choo Keng dan chew Choo Han kemudian pergi ke Perak, Malaysia, untuk berlindung.
Baca Juga: Agus Salim Pemuda Pamekasan, Ciptakan Pom Mini Digital Otomatis
Di sana, mereka membuat biskuit dengan tangan untuk dijual. Biskuit mereka cukup laku, tetapi ada kendala yang dihadapi, yakni kekurangan pasokan tepung dan gula.
Karena minim pasokan bahan, Chew Choo Keng dan chew Choo Han lalu berhenti membuat biskuit, beralih menjual garam dan sabun.
Setelah Singapura terbebas dari Jepang, kakak adik itu memutuskan kembali ke Singapura dan memulai usaha biskuit lagi.
Awal kesuksesan biskuit Khong Guan, saat Chew Choo Han secara kebetulan menemukan beberapa mesin pembuat biskuit yang sudah tua dan rusak akibat perang.
Mesin tersebut berasal dari sisa pabrik tua tempat mereka dulu bekerja yang dijual pemiliknya. Chew Choo Han kemudian memproduksi kue biskuit dengan mesin semi-otomatis itu.
Baca Juga: Kecamatan Raas Sibuk Jelang Idul Fitri
Mesin yang terbilang sederhana itu, penggeraknya menggunakan rantai sepeda untuk memindahkan biskuit pada sistem konveyor.
Bisnis biskuit pun melesat. Penjualannya meningkat pesat. Lalu pada 1947, Khong Guan Biscuit Factory (Singapore) Limited diresmikan di Singapura.
Khong Guan kemudian melakukan ekspansi bisnis ke sejumlah negara di Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Indonesia.
Selanjutnya, pabrik Khong Guan didirikan di beberapa kota pesisir di China pada awal 1980-an. Di Indonesia, Khong Guan juga memproduksi sejumlah biskuit.
Di antaranya Malkist rasa abon, Malkist Crackers, dan Khong Guan Saltcheese Combo. Namun, produk yang populer di Indonesia adalah Khong Guan Red Assorted Biscuits.
Baca Juga: Dinkes Bangkalan Temukan Barang Kedaluwarsa di Tiga Swalayan
Ada hal yang unik dan menjadi pertanyaan sebagian besar masyarakat, yakni kenapa di biskuit Khong Guan tidak ada gambar ayah?
Dalam sebuah video yang diunggah Antara News di YouTube, Pelukis Khong Guan Bernardus Prasodjo, mengaku tidak tahu persis alasan tidak ada sosok ayah di gambar kaleng biskuit Khong Guan.
Namun demikian, ia mengatakan bahwa yang ditonjolkan dalam gambar itu adalah sosok ibu.
Ia memperkirakan hal itu dilakukan untuk memengaruhi ibu rumah tangga agar membeli Khong Guan.
“Jadi yang penting ada ibunya di situ karena yang belanja ibunya kok,” kata Bernardus.
Bernardus menjelaskan, pembuatan gambar di kaleng Khong Guan juga dilakukan melalui beberapa tahap.
Awalnya ia membuat sketsa dulu, kemudian diajukan ke perusahaan. Setelah disetujui, baru ia lukis gambarnya.
“Kita sketch dulu. Kira-kira seperti ini mau enggak. Sampai sudah setuju kira-kira komposisinya seperti itu, baru kita lukis,” jelas Bernardus.
Semoga penjelasan singkat mengenai kaleng biskuit Khong Guan dapat mengedukasi, ketika melihatnya Lebaran nanti. Sambil menerka, isinya biskuit atau rengginang?