Berita

Jelang Idul Adha, Begini Cara Bedakan Daging Terinfeksi PMK

232
×

Jelang Idul Adha, Begini Cara Bedakan Daging Terinfeksi PMK

Sebarkan artikel ini
Jelang Idul Adha, Begini Cara Bedakan Daging Terinfeksi PMK
Maraknya penyakit mulut dan kuku (PMK) mempengaruhi penjualan penjualan daging sapi. Foto/Jabar Ekspres.

SuaraMadura.id – Penyakit mulut dan kuku (PMK) sedang mewabah pada hewan berkuku dua di banyak wilayah Indonesia. Meski demikian, pemerintah memastikan penyakit ini tidak menyebar ke manusia.

Walaupun begitu, Pemerintah meminta masyarakat yang hendak mengkonsumsi daging waspada. Sebab, daging potong yang terinfeksi penyakit kuku dan mulut tidak menunjukkan ciri khusus.

“Daging terinfeksi penyakit kuku dan mulut tidak bisa dibedakan dengan daging sehat,” ujar Dokter Hewan drh. Aisyah Purnomosari pada MNC Portal, Rabu (18/5/2022).

Dokter Ais mengatakan jeroan ternak yang terinfeksi PMK masih bisa dikenali. “Kalau jeroan, babatnya itu ada lepuh dan erosi, sedangkan pada jantung ada tanda tiger zone-nya,” tutur drh. Ais.

Dia pun menegaskan bahwa daging terinfeksi penyakit kuku dan mulut tidak mengeluarkan bau yang khas, sehingga masyarakat bisa mengenali itu daging potong yang asalnya dari hewan berpenyakit kuku dan mulut.

“Pun dari baunya, daging terinfeksi penyakit kuku dan mulut tidak mengeluarkan bau yang berbeda jika dibandingkan dengan daging potong dari hewan sehat,” ucap drh. Ais.

Karena hanya babat yang menunjukkan perbedaan tampilan, drh. Ais mengingatkan kepada masyarakat, khususnya penjual daging untuk tidak menjual babat yang tidak berkualitas.

“Kalau jantung sudah terlihat tidak sehat, maka jantung dan babat harus dimusnahkan, jangan dijual ke masyarakat,” tukas drh. Ais.

Dalam kesempatan itu dia juga memberikan tips sederhana sebelum mengolah daging agar terhindari dari risiko masalah kesehatan.

“Kalau beli daging segar, segera rebus matang 100 derajat celcius selama 30 menit saja, jangan dicuci. Kalau pun mau disimpan, simpan di kulkas selama 24 jam baru dipindahkan ke freezer,” terangnya.

Karena mencuci daging potong, kata drh. Ais menjadi bahaya sebab air bekas cucian mengalir ke sungai atau sumber minum hewan rentan, ini berisiko menyebarkan penyakit ke hewan rentan tersebut,” pungkasnya.

Menjelang Hari Raya Idul Adha yamg identik dengan potong hewan qurban, dipastikan masyarakat yang mengkonsumsi daging akan meningkat. Tetap waspada serta memperhatikan saran dan petunjuk yang telah diberikan oleh ahli.

BPKP Diminta Segera Audit BSPS Sumenep
Berita

SuaraMadura.id – Pengusaha muda sekaligus pemerhati kebijakan publik Kota Keris, Fauzi As angkat bicara terkait viralnya polemik pemotongan anggaran Bantuan…