Wisata

Helmi Art Museum Kalahkan Galeri Keris Aengtongtong

1388
×

Helmi Art Museum Kalahkan Galeri Keris Aengtongtong

Sebarkan artikel ini
Helmi Art Museum Kalahkan Galeri Keris Aengtongtong
Sebagian koleksi Helmi Art Museum. Foto/Istimewa.

SuaraMadura.id – Lengkapnya koleksi Helmi Art Museum dinilai selamatkan muka Sumenep dari kekurangan Galeri Keris Aengtongtong.

Berlokasi di Desa Sera Barat, Kecamatan Bluto, Sumenep, Madura. Ratusan koleksi pusaka yang didominasi keris ditata dengan apik dan resik di Helmi Art Museum.

Berbanding seratus delapan puluh derajat dengan apa yang disuguhkan Galeri Keris Aengtongtong yang menyandang status desa wisata pasca sabet juara di gelaran ADWI 2022.

Menurut sang pemilik, faktor paling kuat yang mendasari hadirnya Helmi Art Museum adalah untuk mengedukasi dan melestarikan pusaka-pusaka bernilai sejarah.

“Yang pertama adalah kami bisa memberikan edukasi kepada kaum milenial agar mereka bisa menjaga warisan adiluhung,” jelas sang pemilik. Minggu (13/08/23).

Alasan kedua, kata Helmi, keberadaan museum pribadi miliknya juga menjadi cara dirinya membantu melestarikan dan merawat pusaka-pusaka yang bernilai sejarah.

Selaku pelestari dan pencinta pusaka, Helmi sesungguhnya berharap ada perhatian yang lebih kepada pengrajin dari pihak pemerintah yang menyandang nama Kota Keris.

“Agar ke depannya para pengrajin keris yang berbentuk bilah maupun warangka betul-betul mendapat perhatian khusus agar karya hasil produksinya bisa mempunyai nilai yang pantas,” katanya.

Meski berstatus milik pribadi, Helmi Art Museum membuka pintu bagi pihak luar yang ingin menitipkan dan menampilkan karyanya. “Beberapa karya dari pengrajin dan paguyuban ada yang ditampilkan di etalase kami,” jelasnya.

Sementara, aktivis sosial yang dikenal dengan nama Edi Laki berterima kasih kepada pemilik Helmi Art Museum yang menurutnya telah menyelamatkan nama Sumenep.

“Apresiasi dan terima kasih dari saya selaku perwakilan masyarakat Sumenep kepada owner Helmi Art Museum. Terima kasih sudah selamatkan muka Sumenep,” ujarnya.

Dimaksud dengan selamatkan muka Sumenep, Edi menjelaskan bahwasanya kota yang sandang predikat Kota Keris masih memiliki wadah yang layak untuk menampilkan pusaka tersebut kepada pihak luar.

“Coba bayangkan kalau tidak ada Helmi Art Museum dan kita cuma bergantung ke Galeri Keris Aengtongtong untuk disuguhkan ke wisatawan. Mau ditaruh dimana muka kita,” geramnya.

Pada minggu lalu Edi Laki sempat ikut serta ketika awak media liputan langsung ke Aengtongtong, dan ia mendapati secara utuh bagaimana kondisi di tempat yang katanya galeri keris tersebut.

“Sekarang kalau memang Kades Aengtongtong ingin serius mengelola desa wisatanya, belajar lagi ke Helmi Art Museum dan gak perlu banyak alasan,” pungkasnya.