Peristiwa

Dikabarkan Lakukan Tindakan Kekerasan, Kades Pandeman Justru Hendak Menyelamatkan

227
×

Dikabarkan Lakukan Tindakan Kekerasan, Kades Pandeman Justru Hendak Menyelamatkan

Sebarkan artikel ini
Dikabarkan Lakukan Tindakan Kekerasan, Kades Pandeman Justru Lakukan Tindakan Penyelamatan
Ilustrasi melerai amukan massa/Istimewa.

SUMENEP – Nampaknya Lebaran kali ini menjadi ujian bagi seorang kepala desa di wilayah Kepulauan Kangean, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Sumenep, Madura.

Baru saja melewati Hari Raya Idul Fitri, Kades Pandeman Isnadi, dikabarkan telah melakukan dugaan tindakan kekerasan kepada seorang warganya sendiri atas nama Nurul Huda alias Ilung.

Kronologis munculnya kabar tersebut bermula saat Ilung diindikasi kuat menerima tamu perempuan yang bukan muhrim dirumahnya di tengah khusyuknya warga setempat menunaikan sholat tarawih. Jum’at (29/4).

Baca Juga: Ramadan Telah Berlalu, PT WUS Bagaimana Kabarmu?

Perbuatannya itu ternyata terendus warga, yang kemudian menggerebeknya bersama dengan Kades Pandeman beserta orangtua perempuan yang berada di dalam rumah Ilung.

“Dia (perempuan,red) membawa udang. Terus pada saat sampai dirumah, dimasak udangnya. Sekitar beberapa menit kemudian, sekitar empat menit, terjadi grebekan,” dalih Ilung di salah satu media online. Senin (2/5).

Setelah digerebek dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, ia lalu dibawa ke rumah Kades Pandeman. Di sana lah Ilung mengaku dipukul oleh Isnadi. “Banyak orang yang menyaksikan mas,” katanya.

Alasan yang dikemukakan Ilung berbanding terbalik dengan pernyataan beberapa narasumber media ini salah satunya Dunakip, yang merupakan Ustadz sekaligus tokoh agama Desa Pandeman.

“Saat saya tiba di rumah Ilung keadaannya gelap gulita, posisi pintu terkunci dan sendal si perempuan berada di dalam rumah. Posisinya pun sudah ramai masyarakat berkumpul setalah melihat adanya perempuan yang masuk ke dalam rumahnya,” terangnya, Selasa (3/5).

Baca Juga: Diduga Aylawati Rindukan Pijetan ‘Ular Cobra Mematuk Mangsa’ Gatot

Dunakip juga membantah statement Ilung bahwa si perempuan baru beberapa menit berada di dalam rumahnya melainkan mulai jam 19.00 sampai 20.00 WIB. “Sudah satu jam lebih si perempuan berada dalam rumah Ilung,” jelasnya.

“Selama ini Ilung memang telah diintai dengan dugaan sebagai penyebab keretakan rumah tangga si perempuan. Jadi begitu mendapati ada di dalam rumahnya, emosi warga pun memuncak,” tukasnya.

Dikabarkan Lakukan Tindakan Kekerasan, Kades Pandeman Justru Lakukan Tindakan Penyelamatan
Isnadi, Kades Pandeman, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Sumenep, Madura (mengenakan kopiah). Foto/© Redaksi.

Kemudian, Dunakip mengatakan kalau massa yang berjumlah ratusan memaksa Kades Pandeman untuk mengambil tindakan tegas atau mereka yang akan menindak. “Sebenarnya apa yang dilakukan pak kades itu untuk menyelamatkan Ilung, karena massa ingin main hakim sendiri.

Sementara, Muhlis narasumber lainnya juga menerangkan jika Ilung selama ini sudah seringkali berulah walaupun telah berulang kali diperingatkan. Namun ternyata tidak juga jera.

“Nurul Huda (Ilung, red) sudah diperingatkan berkali-kali agar tidak membuat ulah yang meresahkan. Tapi tetap saja diulangi,” ungkap Muhlis kepada SuaraMadura.id pada, Selasa (3/5).

Baca Juga: Pemkab Pamekasan Memperbolehkan Gunakan Mobil Dinas Saat Mudik Lebaran

Ia pun menyampaikan, apa yang dikatakan Ilung bahwasanya ia dipukul oleh Isnadi, dilakukan layaknya orang tua kepada anaknya karena telah seringkali membuat keresahan di masyarakat. Serta menghindari amukan massa yang nyaris tidak bisa terkontrol.

Lebih lanjut Marsuki, Bintara Pembinas Desa TNI AD (Babinsa) membenarkan adanya indikasi meresahkan yang dilakukan oleh Ilung berdasarkan laporan dari masyarakat Desa Pandeman.

“Sebagai Babinsa Pandeman, mendapat info dari masyarakat bahwa di Desa Pandeman ada seorang warga atas nama Nurul Huda alias ilung membuat resah masyarakat dan saya komunikasi sama Kades Pandeman,” ujar Marsuki. Selasa (3/5).

Kades Pandeman maupun Ilung hingga kini belum dapat dikonfirmasi guna meminta keterangan atas peristiwa yang sempat membuat geger desa di Kepulauan Sumenep tersebut.