Peristiwa

Demo Pedagang Sapi Sapudi Kembali Guncang Kecamatan Gayam

276
×

Demo Pedagang Sapi Sapudi Kembali Guncang Kecamatan Gayam

Sebarkan artikel ini
Demo Pedagang Sapi Sapudi Kembali Guncang Kecamatan Gayam
Demo pedagang sapi Sapudi di Kecamatan Gayam. © Redaksi.

SUMENEP – Ratusan masyarakat yang tergabung dalam forum komunikasi peternak dan pedagang sapi Sapudi, gelar aksi demontrasi di Kantor Kecamatan Gayam, Sumenep, Madura. Selasa, (17/05).

Aksi demo tersebut guna meminta kebijakan pemerintah Kecamatan Gayam mencabut aturan yang melarang pedagang sapi Sapudi menjual dagangannya keluar daerah.

Korlap Aksi Misbahol Munir, menegaskan agar pemerintah Kecamatan Gayam harus bertanggung jawab jika larangan menjual sapi Sapudi keluar daerah tetap diberlakukan.

Baca juga: Viral, Nurhayati PMI Sumenep 20 Tahun di Arab Saudi, Akhirnya Bisa Pulang

Sebab menurutnya Pulau Sapudi rata-rata hidup dari penghasilan ternak. “Jika sapi Sapudi dilarang dijual keluar daerah, dari mana penghasilan yang akan didapat oleh mereka,” ujarnya. Selasa (17/5).

Lebih lanjut Misbah mengutarakan, sudah sekitar 3 minggu lamanya peternak sapi Sapudi, termasuk pedagang mengeluhkan harganya yang dinilai cukup anjlok, lantaran tidak bisa dikirim ke luar Pulau Sapudi.

Demo Pedagang Sapi Sapudi Kembali Guncang Kecamatan Gayam
Demo pedagang sapi Sapudi. © Redaksi.

“Tolong pikirkan kami, beri kebijakan yang pro terhadap rakyat Pulau Sapudi, kami makan dari hasil ternak,” lanjutnya.

Bertahun-tahun Pulau Sapudi menjadi ikon dunia dengan populasi sapi tertinggi di Indonesia. Namun, dengan adanya aturan yang mencekik masyarakat tersebut membuat ekonomi peternak sapi merosot.

“Karena sapi dilarang dijual keluar, banyak pedagang yang mengembalikan sapinya pada peternak,” tukasnya.

Ditempat yang sama, orator aksi lainnya Misyanto, menyampaikan perasaan haru lantaran peternak yang sudah menunggu hasil ternak selama satu tahun.

Baca juga: Status ASN Sumenep Promosi Pariwisata, LAKI: Dinas Terkait Tak Tahu Malu

Namun, karena adanya aturan larangan menjual sapi antar daerah membuat harga sapi Sapudi anjlok.

“Pemerintah harus bisa mengambil kebijakan agar masyarakat tidak mati kelaparan,” imbuhnya.

Tidak hanya itu, Misyanto mengatakan bahwa regulasi tersebut sebenarnya bisa ditangani sebab adanya fungsi kontrol pemeriksaan dari dokter hewan.

Oleh sebab itu, kata dia, harusnya keluar masuk Pulau Sapudi tetap bisa dilakukan jika sapi tersebut sudah dinyatakan lolos dari pemeriksaan hewan.

“Itu jelas regulasinya, tidak bisa semerta-merta diratakan semua, yang dinyatakan lolos bisa dikirim, yang tidak bisa baru dikarantina,” tegasnya.

Dari hasil pantauan media, peserta aksi membawa beberapa poster tuntutan yang disampaikan pada Forpimka Gayam.

“Jangan Bodohi Kami Dengan Aturan”

“Parcoma Ngarek Sape Tak Paju”

“Sapi Murah, Kami Makan Apa?”

“Pemerintah Tidak Akan Tahu Rassana Ngarek”.

“Jangan Bodohi Kami dengan Aturan”

“Bebaskan Penjualan Sapi Sapudi”

“Tolong Pikirkan Rakyat Kami”.

Pada Kesempatan tersebut, puluhan personel terdiri dari Tim Gabungan Polsek Gayam dan Polsek Nonggunong, beserta Koramil Sapudi kawal ketat jalannya aksi pedagang sapi Sapudi itu.