Scroll untuk baca artikel
Layanan Publik

30 Tahun Gas Bumi Diperah, Pulau Pagerungan Kecil Tetap Dalam Kegelapan

352
×

30 Tahun Gas Bumi Diperah, Pulau Pagerungan Kecil Tetap Dalam Kegelapan

Sebarkan artikel ini
30 Tahun Gas Bumi Diperah, Pulau Pagerungan Kecil Tetap dalam Kegelapan
Masyarakat Pulau Pagerungan Kecil melakukan aksi damai ke PLN tuntut listrik 24 jam. © Redaksi.

SuaraMadura.id – Setiap hari selama 30 tahun terakhir diperkosa sumberdaya alam berupa gas, ternyata tidak membuat masyarakat Pulau Pagerungan Kecil, Kecamatan Sapeken, Sumenep, Madura, menikmati sempurna pendar cahaya lampu. Mereka tetap dikungkung kegelapan.

Berlokasi dekat dengan pusat kegiatan eksploitasi Migas Kangean Energy Indonesia Ltd (KEI). Pulau Pagerungan Kecil termasuk ring satu, prioritas yang seharusnya diutamakan karena dilewati jalur pipa gas bawah laut perusahaan.

Scroll Keatas Untuk Melanjutkan.
Hub Kami Untuk Kerjasama .

Tetapi, ibarat mimpi di siang bolong. Di jaman kemajuan teknologi dimana energi listrik sudah menjadi kebutuhan yang tak tergantikan, tidak lantas membuat Desa Pagerungan Kecil leluasa menikmati setrumannya.

Enam Ribu delapan ratus lima puluh jiwa pada 1.600 an rumah di Pulau Pagerungan Kecil harus rela menikmati aliran listrik yang bersumber dari pembangkit listrik tenaga Surya (PLTS) hanya 2 jam per harinya. Satu jam pada siang hari dan sejam berikutnya di malam hari, itu pun dua hari sekali.

Dapatkah kita bayangkan penderitaan masyarakat Pulau Pagerungan Kecil, selama 30 tahun berdiri di atas ladang Migas dibarengi berbagai upaya memohon, mengiba hingga meneriakkan kebutuhan mereka akan energi tak kunjung diperhatikan mereka yang mempunyai wewenang.

Namun, perjuangan mereka tak pernah surut. Ratusan masyarakat pulau kaya Migas itu melakukan long march ke kantor Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) pada pukul 08:00 WIB untuk kemudian lanjut menyuarakan keinginannya ke bangunan PLN Pagerungan Kecil.

30 Tahun Gas Bumi Diperah, Pulau Pagerungan Kecil Tetap dalam Kegelapan
30 Tahun Gas Bumi Diperah, Pulau Pagerungan Kecil Tetap dalam Kegelapan. © Redaksi.

Korlap aksi damai masyarakat ke PLN, Hattab menyampaikan harapan warga Pagerungan Kecil agar mendapatkan penerangan yang sempurna yaitu 24 jam, dengan cara menaikkan daya listrik yang disalurkan ke rumah-rumah warga. Sabtu (15/10).

“Kami juga meminta kepada pihak desa (Pemdes Pagerungan Kecil, red) agar menyampaikan aspirasi ini kepada pihak yang berwenang termasuk PLN. Kami berterima kasih dalam hal ini pihak desa tanggap menampung dan menyalurkan aspirasi ini,” jelas Hattab.

Senada dengan masyarakat yang melakukan aksi damai, Abdul Rahim yang menjabat sebagai Bendahara Desa Pagerungan Kecil, mengatakan puluhan tahun desanya dimanfaatkan sumberdayanya namun kesulitan hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan energi.

“Kami di Desa Pagerungan Kecil, yang notabene kami hidup di ladang migas masih sulit mendapatkan listrik yang layak. Sementara daerah kami menyumbang energi buat negeri ini, kami bak sapi perah yang sudah 30 tahun diperah tapi tetap dalam kegelapan,” ujar bendahara desa yang juga mantan aktivis mahasiswa tersebut.

Sementara pihak PLN di Pagerungan Kecil, memberikan keterangan bahwasanya daya yang disediakan saat ini sebesar 50 KWp hanya cukup untuk melayani 500 pelanggan secara bergantian sebanyak 250 pelanggan saja setiap harinya.

Kapan hati mereka yang katanya ‘Sumenep Melayani’ akan tergerak dan memperjuangkan kebutuhan dasar listrik 24 jam di Pulau Pagerungan Kecil. Karena mereka juga perlu dilayani setelah 30 puluh tahun dijadikan sapi perah perusahaan Migas.